Rabu, Januari 14, 2009

MEMPRODUKSI BERAS ORGANIK

KINI yang lagi ngetren dalam produk pertanian adalah yg berbau back to nature. Jadi banyak istilah muncul, misalnya: sayur organik, beras organik, buah organik, dll.
Pertanian masa depan diupayakan melalui sistim budidaya yang ramah lingkungan, antara lain mengembangkan sistim pertanian alternative yg aplikasinya dilakukan secara bijaksana, misalnya penerapan SRI. Hal ini sejalan semakin gencarnya respon masyarakat terhadap animo produk yang berwawasan lingkungan.
Fakta lain mengatakan, bahwa umumnya tanah yang kita punya sudah jenuh dengan pemakaian pupuk kimia, sehingga tanah menjadi marginal. Artinya keras (kalau kering), mirkobiologi tanah sudah sedikit, dan daya sumbang terhadap produktivitas semakin menurun.
Hal lainnya, keberadaan pupuk kimia, terkadang menghilang di pasaran dan harganya pun tak terjangkau petani. Maka penggunaan pupuk organik, mulai dilirik para petani.
Menghasilkan produk organik perlu dipopularkan kepada masyarakat kita. Kenapa, karena ada dugaan memerlukan cost (biaya) yang tinggi. Oleh karena itu mari kita cermati percobaan seorang petani Sedau yang dipandu penulis beberapa waktu lalu. Pak tani ini bernama Akhong (Dji Lit Khong), tinggal di Lirang Kelurahan Sedau, singkawang Selatan.
Bersama Penulis, ia bersedia dan telah lakukan kaji terap tentang pengaruh pupuk organik pada lahannya seluas 0,32 ha. Petak seluas ini dibagi menjadi dua petak, yang masing-masing petak menjadi 0,16 ha (1.600 M²).
Kedua petak ini ditanam dengan padi varietas Diah Suci. Lahan yg dimilikinya berjenis aluvial (endapan).Tingkat kesuburannya sedang. Menurut uji-kandungan hara tanah laboratorium Universitas Tanjungpura ( 2006), bahwa tanah itu kandungan Nitrogennya setara pupuk urea 29,2 kg/ha, Pospornya setara TSP 44,4 kg/ha dan kandungan kalium setara Kcl 10,3 kg/ha.
Perlakuan petak pertama (1.600 M²) dengan pupuk organik (TA) dengan bahan dasar limbah kotoran ayam-petelur sebanyak 300 kg, yg diberikan saat pengolahan tanah. Selanjutnya sebagai pupuk susulan sebanyak 50 Kg (TA). Ini diberikan setelah merumput kedua atau 30 HST (Hari Setelah Tanam).
Dengan Pupuk kandang ini diharapkan mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah, sehingga memungkinkan mikro biologi tanah menjadi baik, karena kaya akan jasad renik dan berbagai bakteri.
Total biaya yang dikeluarkan untuk petak pertama sejumlah Rp. 255.000,- plus biaya atau upah tenaga kerja Rp. 543.500,- sehingga jumlah totalnya menjadi Rp. 798.500,-
Sedangkan pada petak kedua (II), perlakuan menggunakan pupuk kimia (an-organik) dan pestisida racun rumput. Total biaya yang dikeluarkan guna membeli sarana produksi sejumlah Rp. 218.000,- dan biaya atau ongkos tenaga kerja dihitung Rp. 573.500,- sehingga total biaya menjadi Rp. 791.500,-
Jika kita bandingkan kedua (petak 1 dan 2), maka ada selisih biaya Rp. 7.000,-. Dan ternyata perlakuan sistim pertanian organik biayanya lebih tinggi. Namun saat panen dari masing-masing luas 1.600 M² (0,16 Ha) didapat data sbb:
-
perlakuan pupuk kimia menghasilakan 1.243 Kg GKP.
- Perlakuan dgn upuk organik menghasilkan 1.323 Kg GKP.
Selisih antara kedua perlakuan adalah 80 kg GKP, lebih tinggi yang menggunakan pupuk organik. Kesimpulannya dgn menggunakan pupuk Organik bisa meningkatkan produksi pada saat itu 6 %.
Jika harga gabah kering panen setempat Rp. 2.500,- maka pendapatan bersih petani meningkat sebanyak Rp. 200.000 setiap luasan 0,16 ha. Lumayan bukan?
“Lho, iya. Mungkin pengalaman pertama, itungannya tak seberapa,” kata Dji Lit Khong, ”Tapi pengalaman ini bakal ada peningkatan saat tanam berikutnya. Karena bahan organik akan terus berpengaruh dalam penyembuhan terhadap media tanah kita.”
Dengan budidaya organik tersebut, maka akhirnya akan menghasilkan produk organik. Pada padi tentulah menghasilkan beras organik. Sebutan ’beras organik’ sangat enak terdengar. Selain enak juga sehat. Lalu mampukah petani kita memeloporinya? Kenapa tidak, banyak konsumen yg sudah sadar akan kesehatan jika mengkonsumsi makanan organik, tinggal bagaimana promosi kita dan suply yang berkesinambungan.
Terbukti, penggunaan pupuk organik tak kalah dengan pupuk an-organik, karena manfaat pupuk organik juga akan menciptakan kondisi kegemburan dalam tanah yang baik dan ideal bagi pertumbuhan tanaman, juga dapat memperbaiki struktur tanah dan mampu menahan air sebagai penyangga kation-kation tanah.***

Rabu, Januari 07, 2009

JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN GAMBUT

BERTANAM Jagung biasanya di tegalan atau ladang subur, apalagi bagi jagung Hibrida. Ide ini muncul dari Ruslan sendiri, dimana lahan seluas 3 Hektar semula direncanakan kelompok untuk tanam Hijauan Makanan Ternak (HMT). Tetapi bibit Kinggrass (Rumput Gajah) belum tersedia, sedangkan lahan sudah siap tanam. Dengan pertimbangan keberadaan Kinggrass dari Proyek belum ada kepastian, maka hasil diskusi kelompok-tani ”Tani Mukti” memutuskan: ”Daripada lahan kosong ditumbuhi rumput, lebih baik ditanam Jagung saja.”.
Uji-coba bertanam jagung di lahan Gambut Desa Sungai Bulan ini, didukung oleh berbagai pihak, hal mana semakin semangat melaksanakannya. Juga atas permintaannya, penulis pun mendesain, bahwa lahan yang ada perlu bebas dari genangan air.
Selain itu dibuat petak-petak berukuran 20 X 10 meter. Dengan maksud petakan tersebut dipisahkan dengan parit drainase yang tak dalam, sehingga pirit (Racun besi) juga tak naik dan bermasalah pada jagung. Sedangkan parit besar sebagai pengendali banjir juga dibenahi, rumputnya dibersihkan, sehingga air hujan dipastikan tak bakal menggenang.
Tunggul dan sisa kayu serta rumput kering dibakar secara bijaksana dengan maksud memamfaatkan abu sebanyak-banyaknya guna kelangsungan pertumbuhan tanaman pokok. Abu ini sebagaimana diketahui mengandung 13 unsur essensial bagi tanaman. Selain itu dilakukan penambahan pupuk WSP-36 sebanyak 50 Kg/hektar sebagai pupuk dasar dengan cara ditebar merata.
Penanaman bibit jagung Hibrida dilakukan sehari kemudian dengan cara ditugal dan jarak tanam 80 cm x 30 cm dengan satu biji perlubang. Sedangkan penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam sambil pemupukan masing-masing Kcl 50 Kg dan Urea 75 Kg perhektar. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat larikan/ garis tanah sedalam 5 – 8 cm dari pangkal tanaman. Selanjutnya pemupukan diulang dengan dosis yang sama pada umur 42 HST, sedangkan urea terhir diberikan pada saat tanaman berumur dan 42 HST dengan dosis yang sama.
Pemeliharaan tanaman dan pengendalian hama dilakukan sebagaimana bertanam jagung di lahan konvensional. Hama utama di lahan baru dibuka seperti ini adalah kera, tupai dan tikus dan menyerang tongkol jagung. Guna memantau dan mengusir hewan kera, di tengah ladang jagung dibuat pondok setinggi 5 meter. Selain itu dibuat rangkaian kaleng yang ditarik dan bergoyang sekaligus mengeluarkan suara. Dengan cara ini meminimalkan serangan kera, tupai dan tikus. Sedangkan hama lain, misalnya ulat dll tidak berarti, sehingga penggunaan pestisida sangat sedikit digunanakannya.
Pada persiapan panen, yakni 10 – 12 hari sebelum petik tongkol, dilakukan pemotongan tajuk bunga/manggar. Agar pengeringan berjalan maksimal, tiga hari sebelum pemetikan dilakukan pengelupasan kelobot. Karena jagung pipilan di singkawang dijual bagi suply peternak ayam ras, sehingga kekeringan dan kwalitas sangat diperhatikan.
Panen perhektar yang tercapai oleh pak Ruslan 3,6 ton JPK dengan kadar air 17 %, sedangkan harga jual pada pengumpul mencapai Rp. 1.900/kg, sehingga total pendapatan perhektar Rp.6.840.000,-. Jika modal perhektar dikeluarkan Ruslan dkk Rp.4.550.000,-, maka dalam satu hektar masih ada keuntungan Rp. 2.335.000,-
Menurut Ruslan keuntungan seluas tiga hektar akan dimusyawarahkan penggunaanya bagi kelompok-taninya. Namun lebih membanggakan bagi kelompoknya, karena panen jagung secara simbolis dilakukan oleh Walikota Singkawang. ”Merupakan prestasi tersendiri,” katanya.*

MEMBUAT KUNYIT-SIRIH INSTANS

Kunyit dan sirih merupakan tanaman yg tak sulit didapat dan mudah membudidayakannya. Dapat ditanam langsung di bedengan maupun di polybag. Perawatannya tidaklah sulit. Di setiap halaman/pekarangan rumah tanaman ini selalu ada, karena dpt digunakan sebagai rempah-rempah/bumbu, juga sebagai obat-obatan stok rumah tangga.
Rimpang kunyit yg cukup tua dan daun sirih yg segar bila dipadukan dan diramu dpt berhasiat menjaga kesehatan , terutama bagi kaum ibu, selain utk kesehatan ramuan ini juga bila diminum secara rutin dpt menjaga keharmonisan rumah-tangga.
Olahan Kunyit sirih instans yg akan dijelaskan berikut ini, merupakan pengayaan teknologi pengolahan hasil jenis tanaman rimpang. Bisa untuk mendorong potensi industri rumah tangga sekaligus perdagangan masyarakat pedesaan.
Pembuatan kunyit sirih instans ini sudah dikembangan oleh ibu-ibu wanita-tani Kelurahan Pajintan di Singkawang Timur dan sudah menjadi kegiatan home-industri.
Kegiatan home industri ini merupakan suatu cara tunda jual, karena pada saat panen biasanya kunyit berharga rendah. Selain itu salah satu upaya memberikan nilai tambah bagi produksi usaha-tani, upaya diversifikasi usaha dan menambah pendapatan keluarga.
Khasiat kunyit sirih instans sebagai obat keputihan, melancarkan haid, membina kehangatan rumah tangga, mengobati bau-badan, mengobati batuk dan radang tenggorokan.
A. PROSES PEMBUATAN.
1. Pemilihan bahan.
· Rimpang kunyit yg dipakai/dipilih adalah rimpang yg sudah cukup tua dan masih segar.
· Daun sirih diambil yg tidak terlalu tua/muda bila digunakan utk bersirih rasanya renyah.
2. Alat dan Bahan.
a. Alat:
· Kuali/wajan.
· Parutan / blender.
· Sortel/pengaduk kayu/stainless.
· Kain penyaring yg bersih.
· Baskom aluminium/stainless.
· Nyiru dan kertas Koran.
· Ayakan stainless atau plastic.
· Kompor / tungku.
· Packing / label.
b. Bahan.
· Kunyit sebanyak 1 (satu) kg.
· Daun Sirih sebanyak 200 gram.
· Gula pasir 1,5 Kg.
3. Cara Pembuatan.
· Rimpang kunyit dan daun sirih dicuci bersih.
· Kunyit diparut atau diblender, lalu diperas dan diambil airnya.
· Daun sirih ditumbuk halus, kemudian diperas dan diambil airnya seperti kunyit.
· Air perasan kunyit dan sirih dimasukan ke dalam wajan (kuali) ditambahkan gula pasir.
· Panaskan / dimasak diatas bara api (kompor/tungku) dgn api yg stabil sambil terus diaduk-aduk selama 45 menit.
B. URUTAN KERJA:
· Bila adonan larutan kunyit/sirih dan gula pasir sudah mulai mengental pengadukan jangan mengendor, bahkan diteruskan agar jangan mengkristal.
· Lama-kelamaan adonan tersebut akan berubah menjadi tepung/mengkristal.
· Matikan api tersebut dan wajan/kuali diangkat, lalu tuangkan ke nyiru yg sudah dialas dengan kertas koran atau kertas putih, yg penting bersih.
· Setelah dianggap cukup dingin, maka kristal kunyit-sirih itu diayak, yang masih berbentuk butiran besar/menggumpal ditumbuk agar menjadi butiran halus.
· Setelah pengayakan selesai dan butiran dianggap homogen barulah dikemas dalam wadah
plastik dan diberi label sesuai kreatifitas kite.
· Setelah itu kunyit sirih instans siap dinikmati sebagai minuman kesehatan, bahkan siap
dipasarkan!
C. ANALISA USAHA.
- Kunyit 1 kg a Rp. 6.000,- Rp. 6.000,-
- Daun sirih 2 ons Rp. 2.000,-
- Gula pasir 1,5 kg Rp.10.500,-
- Minyak tanah /BBM 0,5 ltr Rp. 2.500,-
- Biaya pakezing/plasti, dll Rp.16.000,-
- Biaya Tenaga Kerja Rp. 4.500,-
Jumlah Rp 41.500,-
- Produksi Yg dicapai: 15 bungkus.
- Harga perbungkus Rp. 6.000,-
- Total Pendapatan Kotor Rp. 90.000,-
- Keuntungan 90.000 – 41.500 =Rp. 48.500.-
Dengan mengetahui khasiat dan cara pembuatan Kunyit sirih instans ini diharapkan bisa menambah wawasan tentang khasiat TOGA yang ada di pekarangan rumah kita.***

Sabtu, Januari 03, 2009

MENSIASATI AGAR SAPI SEHAT & GEMUK

Usaha ternak sapi punya prospek sangat baik. Harga daging sapi pun cukup stabil. Jadi tak salah bila masyarakat di Singkawang kini mulai gemar memelihara sapi potong.
Banyak jenis sapi untuk digemukan, namun kini masyarakat di Skw banyak pilih jenis Bali, sapi Madura, PO, tapi ada juga yg memilih Limosin, brangus atau brahman.
Masyarakat petani pemula di Skw, lebih cenderung pilih jenis sapi Bali. Karena jenis sapi ini tak cerewet. Rumput apa pun akan dilahapnya.. Juga sapi Bali ini cukup familiar di kalangan peternak Skw. Dalam pemeliharaan sapi, pakan (rumput) 10 % dari berat badan sapi harus tersedia bagi kecukupan satu hari.

Di beberapa tempat, di kota Singkawang, mudah dijumpai ampas tahu. Peternak dapat membuatnya sebagai pakan konsentrat. Hanya saja bau ‘langu’, yg keluar dari ampas kedelai itu tak mengundang selera, jadi harus dicampur dengan bahan lain. Dan pemberiannya pun pada tahap awal secara bertahap. Mungkin hari pertama sedikit dulu, hari kedua ditambah dan begitulah seterusnya. Sampai sapi itu terbiasa, terpaksa dan akhirnya harus berselera.

Aplikasi untuk berat sapi hidup 100 Kg.
Bahan: Ampas kedelai (tahu) 3-4 kg, dedak 0,5 kg, sagu 0,5 kg, ampas minyak kelapa (jaiku) 0,25 kg, ditambah 0,25 kg – 0,3,5 kg limbah kecap. Jadi jumlahnya 5 % dari berat badan sapi bali tersebut. Limbah kecap dapat dibeli di pabrik2 pembuatan kecap. Bahan ini sebagai penyedap agar selera makan sapi stabil, bahkan meningkat.
Caranya limbah kecap tersebut diencerkan, lalu diaduk dengan bahan-bahan tadi, sampai homogen, dan jika dikepal tangan tak terlalu berair. Hal ini harus memperhatikan selera sapi juga. Dari hari-kehari akan ditemukan tingkat kemacakan yg disukai sapi.
Makanan tambahan ini diberikan pada sore atau malam hari, mulai jam 18.00 WIB. Karena pada malam hari, hewan memamah-biak ini istirahat, jadi sangat baik pakan yang mengandung banyak karbohidrat ini masuk ke perutnya.
Didalam perut sapi makanan harus melalui beberapa tembolok, sebelum akhirnya keluar melalui anus. Nah, agar makanan tersebut effisiensi, sapi diberi tambahan ke dalam perutnya SOZO-4. Formula ini mengandung bakteri selektif yg berfungsi membantu proses pencernaan. Dgn kata lain lebih effektif menghancurkan makanan dalam perut sapi. Bakteri terpilih tersebut bekerja effisien, sehingga tinja sapi pun yg keluar anus dalam keadaan dingin. Kotoran ini segera bisa digunakan untuk tanaman. Memang sangat istimewa.
Cara pemberian Formula ini adalah: setiap berat badan (hidup) sapi 40 kg, (tentunya dikira-kira), diberi 1 (satu) tetes SOZO-4. Caranya: ambil botol kecil, isi dengan air 50 cc, lalu tambahkan 1 (satu) tetes SOZO-4, kemudian dikocok, lalu diminumkan setiap hari dengan waktu/jam yg sama. Lihat photo cara meminumkannya.
Teknik atau Cara meminumkan ke sapi adalah dengan memegang tali dekat mulutnya, kemudian diminumkan secara paksa hingga larutan itu masuk ke perutnya. Selesai. Biasanya setelah 3 hari aplikasi, anda akan melihat perubahan napsu makan pada sapi yg kita pelihara. Namun pada hari pertama akan ada effek pada sapi anda, yakni terjadi mencret2. Kotorannya cair, tapi itu tak jadi masalah. Hal ini terjadi reaksi bakteri dalam perut sapi.
Dengan pemberian makanan tambahan dan Sozo-4 ini, masa penggemukan yg pernah dicoba dari 40 kg berat sapi Bali, bisa mencapai 138 Kg sapi, selama 6 - 7 bulan pemeliharaan.
Kalau soal kalkulasi silahkan dihitung. Mungkin di tempat Anda bisa dimodifikasi, hal ini tergantung banyaknya limbah apa yang ada, yg jelas segala upaya perbaikan perlu dilakukan oleh setiap peternak.
Keterangan:
Bila Anda tertarik ttg Sozo-4, hub: 081 2571 7904.

MU LIHAT YA TERSERAH ANDA

MU LIHAT YA TERSERAH ANDA
Jika Anda Mengklik Akan Dibawa Ke Web ini