Minggu, Desember 28, 2008

TANAM JAGUNG MANIS SISTIM GALANGAN

HAJI JUMADI dapat untung berlipat bertanam jagung manis dengan sistim galangan di lahan usaha taninya. Ia tanam jagung manis (sweet corn) varietas sweet-boy secara bertahap, sehingga dalam setahun jagung manisnya mencapai luasan 3 hektar.
Dengan ketekunannya, Haji Jumadi berhasil membeli dua buah kendaraan roda empat second. Menurut data di Singkawang, Haji Jumadi merupakan satu-satunya penanam jagung manis yang terluas. Kebunnya berada di Pasir Panjang, Sedau Skw Selatan, dalam lintasan jalan raya provinsi. Melalui cara tanam bertahap dari petak ke petak, akhirnya Jumadi bisa bertanam seluas 3 hektar jagung manis.
Bermula ketertarikan harga jagung manis di pasaran, maka atas saran BPP ia mencoba bertanam di guludan atau galangan bekas tanaman sayurannya। Sistim galangan yang dimaksud adalah tanaman jagung ditanam di galangan bekas tanaman buncis atau kacang panjang. Galangan ini dibuat karena lahan haji Jumadi sebetulnya merupakan tanah sawah. Besarnya galangan berkisar lebar 35-40 cm dengan tinggi disesuaikan, yang diperkirakan tak bakal digenangi air. Kemudian jarak antar galangan mencapai rata-rata 110 cm.
Nah, galangan yang dibuat ini ternyata bisa untuk delapan kali bertanam jagung dan sayuran secara berselang seling. Memang dalam pembuatan galangan 1 hektar sepanjang 4.400 meter saja dengan upah mencapai Rp. 3.520.000,- Tapi secara kalkulasi menjadi sangat murah, karena bisa delapan kali periode tanam cukup satu kali membuatnya.
Teknis spesifik yang diterapkan oleh Haji Jumadi dalam bertanam Jagung Manis varietas Sweet-boy ini adalah adanya penambahan Pupuk kandang ayam 37,5 karung @ 40 kg. Pupuk ayam ini diletakan sekitar calon benih jagung tiga hari sebelum tanam (H-3). Pengolahan lahan bertujuan mengaduk pupuk kandang + NPK yang letaknya diatas sepanjang galangan. Kemudian jarak tanam yang diterapkan dalam galangan adalah 25 x 25 cm dengan cukup satu biji saja. Sehingga dalam satu hektar diperlukan 18,75 Kg benih jagung. Namun jagung yang muncul rata-rata dua tongkol. Saat panen rata-rata satu kg berjumlah empat tongkol.
Haji Jumadi bisa memulai panen jagung manisnya 65 hari setelah tanam. Produksi keseluruhan perhektar mencapai 8.250 Kg jagung manis berupa tongkolan. Sedangkan harga jagung manis tongkolan diambil oleh pengumpul dikebun Rp 2.500,- perkilo, sehingga pendapatan kotor Haji Jumadi mencapai Rp. 20.625.000,-,- setiap hektarnya. Cukup menggiurkan !
Total perhitungan analisa usaha tani (AUT), luasan 3 hektar jagung manis milik Haji Jumadi berjumlah Rp. 42.967.500,- dengan rincian biaya persatu-hektar sbb:
a. Modal Kerja (Rp. 6.302.500 / hektar)
Benih jagung 18,75 Kg 2 Rp. 28.000,- = Rp. 525.000,-
Pupuk kandang (TA) 37,5 Karung @ Rp. 8.000,- = Rp. 300.000,-
Pupuk NPK 25 Kg @ Rp. 5.000,- = Rp. 125.000,-
Urea 125 Kg @ Rp. 1.700,- = Rp. 212.500,-
Insektisida 3 Liter a Rp. 50.000,- = Rp. 150.000,-
Pembuatan galangan 4.400 depa @ Rp. 800,- = Rp. 3.520.000,-
Menyemprot 25 org @ Rp. 15.000,- = Rp. 375.000,-
Merumput 20 org 2 Rp. 15.000,- = Rp. 300.000,-
Upah Tanam 14 org @ Rp. 15.000,- = Rp. 210.000,-
Memupuk 14 org @ Rp. 15.000,- = Rp. 210.000,-
Memanen 25 org @ Rp. 15.000,- = Rp. 375.000,-
b. Produksi satu hektar mencapai 8.250 Kg jagung tongkolan.
c. Harga perkilogram jagung tongkolan Rp. 2.500,-
d. Pendapatan Haji Jumadi Rp. 20.625.000,-
Nah, dengan kejelian merotasi tanaman, dan melihat pangsa pasar, tanaman jagung manis Haji Jumadi bisa menghasilkan income yang cukup lumayan. Dengan sistim galangan ini, Haji Jumadi menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda.
”Karena pengolahan tanah hanya sekali,” katanya, ”Setelah tanam sayuran sekali, kemudian ditanam jagung-manis berkali-kali. Saya suka tanam sweet-corn ini, karena mulai umur 65 hari sudah petik hasil dan menghasilkan uang.” katanya bangga.
”Sebagai contoh,” katanya melanjutkan, ”Kemarin saya panen jagung manis seluas 25 meter x 48 meter hasinya mencapai 1.460 Kg dengan harga jual perkilonya Rp. 3.000,-’kan lumayan, pak Yanto . . . !”
”Iya, tentu pak Haji. Apalagi pembeli ambil di kebun seperti ini!” kata kami.”Memang petani seperti pak Haji ini patut diacungi jempol, pantas diteladani petani lain yang belum berhasil. Memang kuncinya harus pandai memperkirakan pangsa pasar, agar jatuh pada saat jagung manis tak disuplay petani kebanyakan.”
”Lho iya, pak Yanto. Kalau semua petani ikut-ikutan tanam hanya satu jenis, tentulah waktu panen melimpah, pasti harga jatuh. Memang begitulah hukum ekonomi, pak Yanto, ya?”
”Iya. Jadi setiap pak Tani harus punya kalender atau jadwal komoditi ketika harga bagus. Jadi harus tahu harga cabe bagus bulan berapa. Harga Timun yg bagus bulan berapa, harga bengkoang yg bagus bulan berapa. Juga disarankan setiap petani jangan bertanam hanya satu jenis komoditi. Sebab dengan melakukan diversifikasi komoditas, akan mengurangi resiko gagal, bahkan kita tak pesimis dengan gejolak harga. Ya, banyaknya tanaman atau seringnya kita panen, maka kita akan sering senyum, karena akan kena pada giliran harga bagus.”
”Betul, pak, sudah saya lakukan, memang begitu!” kata pak Haji Jumadi. Kami pamit dengan sarat bawaan Jagung, buncis dan Lobak sebagai oleh-oleh dari beberapa petani
"Trims, pak Haji . . . . !”
Dan kepuasan seperti inilah jika kami berkunjung di lapangan. Cape berkeringat, tapi meriah dan seneng. Pak tani pun gembira.***

2 komentar:

MU LIHAT YA TERSERAH ANDA

MU LIHAT YA TERSERAH ANDA
Jika Anda Mengklik Akan Dibawa Ke Web ini